Jumat, 01 Juli 2016

BAB I
PENDAHULUAN

            Perkembangan zaman yang terjadi di Ibukota Jakarta mengalami peningkatan drastis terutama dalam hal kependudukan, karena Kota Metropolitan memiliki daya tarik yang kuat untuk mencari mata pencaharian bagi para urbanisme.
            Dampak  yang terjadi untuk Kota Jakarta yaitu penumpukan pemukiman warga yang semakin hari semakin meningkat dan tidak teratur, kemudian Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang semakin berkurang karena pengalihan fungsi lahan yang tidak tepat.
            Namun berbeda di daerah Kampung Luar Batang, Jakarta Utara, yang memiliki sejarah panjang dan mistis tersendiri. Wilayah Kampung Luar Batang yang letaknya terhimpit terusan pelabuhan Sunda Kelapa dan perumahan elite Pluit, terkenal karena adanya makam keramat di dalam masjid daerah tersebut. Pemerintah Kota Jakarta yang berencana menggusur wilayah tersebut untuk RTH maka ditentang oleh MUI yang memiliki pendapat lain yaitu agar wilayah Kampung Luar Batang dapat diperbaiki bukan untuk gusurkan.
            Dari polemik yang ada maka harus terjadi musyawarah untuk mengambil kesepakatan agar kedepannya wilayah Kampung Luar Batang dapat menjadi Icon Jakarta Utara khususnya wilayah Penjaringan, dalam hal budaya dan perbaikan alam. Maka tidak semata-mata menghilangkan sejarah yang sudah lama ada, namun memadukan sejarah dan ramah lingkungan yang dapat bermanfaat untuk penduduk di wilayah tersebut.
            Wilayah Kampung Luar Batang yang berada di pesisir pantai maka sangat berpengaruh terhadap kondisi alam di daerah Jakarta, peningkatan daya  resapan tanah dan penghijauan merupakan solusi yang baik untuk menciptakan keseimbangan alam.

BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1       Sejarah Kampung Luar Batang

            Kawasan Luar Batang yang menjadi salah satu dari 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir di Jakarta Utara ini memiliki sejarah keberadaan yang panjang. “Buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta tulisan Rachmat Ruchiat”, mengungkap, kampung Luar Batang yang berlokasi di Penjaringan, Jakarta Utara, dan letaknya terhimpit terusan Pelabuhan Sunda kelapa dan kawasan perumahan elite Pluit ini, terkenal karena terdapat makam keramat yang ada di dalam masjid kawasan tersebut.
            Menurut sejarah, makam keramat tersebut merupakan makam Sayid Husein, yaitu seorang penyebar agama Islam yang berilmu tinggi. Ulama yang bernama lengkap SayidHusein bin Abubakar bin Abdullah al-Aydris ini juga diyakini sebagian besar orang sebagai keturunan Nabi Muhammad.
            Puluhan tahun Sayid Husein berdakwah di kota-kota pesisir utara Pulau Jawa, dari Batavia sampai Surabaya. Dirinya wafat sekitar tahun 1796, dan dimakamkan di luar masjid yang dibangun di tahun yang sama. Saat Masjid Luar Batang mengalami renovasi dan diperluas pada 1827, makam keramat Sayid Husein menjadi berada di dalam ruangan masjid.
            Nama “Luar Batang” sendiri tidak lepas dari peristiwa ajaib yang terjadi pada jenazah Sayid Husein. Saat keranda, atau kurung batang dalam istilah Betawi, tempat jenazah Sayid Husein dibuka, jenazahnya raib dari kurung batang tanpa dilihat seorang pun.
kampung luar batang.jpg
Gambar. Kampung Luar Batang
(sumber : wikipedia.com)

            Sementara itu, “buku Oud Batavia yang ditulis Frederik de Haan” mengungkap, kawasan ini disebut Luar Batang karena terletak di luar batang penghalang yang diletakkan melintang di muara Ci Liwung. Penghalang tersebut terbuat dari batang kayu dan diperkuat dengan besi.
            Dalam bahasa Belanda batang kayu disebut boom. Kata boom sudah tertera pada peta yang diperkirakan dibuat pada 1623. Jika perahu ingin melintasi penghalang tersebut, mereka wajib membayar bea masuk. Kawasan yang berada di luar penghalang inilah yang kemudian disebut dengan Luar Batang atau dalam bahasa Belanda disebut buiten de boom.
            Seiring perkembangan zaman, Masjid Luar Batang terus berkembang dalam lingkup “Oud Batavia”, dan menjadi salah satu situs bersejarah dari 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir yang akan dikembangkan Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi.
            Kampung Luar Batang merupakan hadiah yang diberikan oleh Gubernur Belanda kepada Habib Husein. Luasnya sekitar 14 hektar. Awalnya kampung ini seperti sebuah pulau, sering banjir dan surut akibat air laut pasang.
Namun, belakangan, sejak dibangun kanal-kanal dan tanggul penahan air laut, kampung ini sudah jarang terkena banjir.
            Konon, asal nama Luar Batang bermula pada saat meninggalnya Habib Husein. Menurut Iwan, mulanya, jenazah Habib Husein akan dimakamkan di sekitar Tanah Abang. Namun, setelah sampai di pemakaman, jenazahnya tidak ada di dalam kurung batang, melainkan berpindah ke kamarnya. Oleh sebab itu, lokasi pemakaman menjadi kamar Habib. Mulai saat itu kampung tersebut disebut "luar kurung batang" yang populer dengan julukan Luar Batang.
            Masjid Luar Batang merupakan satu dari sekian oase yang bisa memuaskan dahaga para peziarah maupun penikmat bangunan bersejarah. Nama Luar Batang sebenarnya diambil dari kampung tempat berdirinya masjid, yakni kampung Luar Batang. Oleh masyarakat, masjid itu juga sering dikenal dengan sebutan Masjid Keramat Luar Batang, karena ada makam di dalam masjid yang dianggap memberi berkah bagi para peziarah yang berdoa di sana.
            Masjid Luar Batang termasuk masjid terkenal di Batavia karena keramat pendirinya, Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus (24 Juni 1756). Pada peta-peta abad ke-19 terkadang tertulis Heilig Graf, artinya "makam keramat", di tempat Masjid Luar Batang sekarang. Masjid itu terletak di Jalan Luar Batang V No. 1 RT 04/03, Penjaringan.
                            Tradisi berziarah dan menyusuri bangunan bersejarah Masjid Luar Batang sebenarnya telah dimulai sejak 200 abad lalu. Para peziarah memang secara sengaja berdatangan ke masjid itu untuk tujuan melawat dua makam tokoh Muslim yang dimakamkan di dalam masjid. Dua tokoh tersebut bernama Habib Husein bin Abu Bakar al-Idrus dan muridnya, yakni Haji Abdul Kadir, seorang penyebar Islam keturunan Tionghoa. Mereka dikenal sebagai penyebar Islam di daerah luar Batang.
            Para penyebar Islam itu menganggap daerah Luar Batang merupakan tempat strategis bagi syiar Islam, karena berdekatan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai tempat bertemunya para saudagar dari belahan dunia pada masa Batavia dulu.
            Sejak 1793 hingga 1992, Masjid Luar Batang telah empat kali dipugar, dengan penambahan bangunan dan sentuhan arsitekturnya. Di antara penambahan tersebut adalah menara masjid setinggi 57 meter, kubah joglo untuk mengganti kubah bawang khas Persia, dan 12 tiang kayu dengan beton bergaya Romawi, serta keramik dan batu granit sebagai ganti lantai kayu dan ubin bangunan lama. Pada 1992 (pemugaran terakhir), pembiayaan seutuhnya ditanggung Pemerintah DKI Jakarta.
            Peziarah religi yang berkunjung ke Masjid Luar Batang tidak dikenai biaya masuk. Namun, jika Anda berminat menyisihkan uang untuk berinfak, dapat memasukkannya di kotak-kotak amal yang telah disediakan.(DSY)

http://4.bp.blogspot.com/-88brb7t7_C8/T_vISem-V_I/AAAAAAAAACM/NB8uZlQO_do/s320/MASJID+LUAR+BATANG.jpg
Gambar Kampung Luar Batang
(sumber : wikipedia)

2.2       Keistimewaan Kampung Luar Batang

            Bagi  para peziarah, Masjid Keramat Luar Batang memiliki daya tarik sendiri. Daya  tarik tersebut terletak pada keberadaan Makam Habib Husein bin Abu Bakar Al Idrus dan Haji Abdul Kadir yang berada di dalam masjid. Habib Al Idrus, misalnya, dipercayai merupakan keturunan dari garis  keluarga Nabi Muhammad SAW dan dianggap sebagai orang saleh yang diutamakan  (wali). Dengan cara pandang ini, para peziarah merasa dengan berkunjung ke  makam ini, keinginan (doa) mereka dapat terkabul. Sembari mendoakan orang-orang  yang dianggap ‘dekat‘ dengan Allah, para peziarah bermohon doa kepada Allah  dengan perantara orang-orang saleh tersebut. Dengan jalan ini, mereka  memercayai doanya akan segera bersambung dengan Allah dan akhirnya terkabulkan.
            Pada hari-hari biasa, Masjid Luar Batang dikunjungi oleh 50-an orang  peziarah tiap harinya. Sementara pada hari-hari khusus, seperti Maulud Nabi  Muhammad (hari kelahiran Nabi Muhammad SAW) dan Nuzulul Qur‘an (hari turunnya  Al-Qur‘an), pengunjung bisa mencapai ribuan orang. Yang menarik, para peziarah  ini datang dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dari Malaysia, Singapura,  Thailand, Afrika, dan Yaman. Hal ini tentu memberi tanda, bahwa masjid keramat  ini mempunyai magnet tersendiri bagi para peziarah.
            Untuk memenuhi kebutuhan spiritual para peziarah, Takmir Masjid Luar Batang  memberi kelonggaran agar kenyamanan para peziarah semakin terjaga. Para  peziarah misalnya diperbolehkan menginap hingga berpuluh-puluh hari di area  masjid. Hal ini tentu membuat masjid semakin padat oleh para pengunjung, dengan  konsekuensi membiarkan para pezairah tiduran di pelataran masjid atau sekadar  mandi di lingkungan masjid. Bahkan, pada saat bulan Puasa, pengurus masjid juga  menyediakan buka puasa gratis pada para peziarah.
            Karena terletak di kompleks Kota Tua Jakarta Utara, para peziarah dapat  melanjutkan perjalanan wisatanya, ke obyek wisata sejarah lain, yang memang  tidak terlalu jauh dari masjid ini, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari, Museum Wayang.

2.3       Lokasi

Masjid  Keramat Luar Batang terletak di Jalan Luar Batang V No. 1 RT 04/03, Penjaringan, Jakarta Utara.

2.4       Aksesbilitas

            Akses  menuju masjid Keramat Luar Batang tidaklah sulit. Jika dari arah Ancol atau  Terminal Glodok Kota, wisatawan dapat menggunakan angkutan umum, seperti  Metromini ataupun Mikrolet, menuju ke arah Pasar Ikan atau Museum Bahari, di  kawasan utara kota. Alternatif lain, wisatawan juga dapat berangkat dari  Terminal Jakarta Kota menggunakan taksi, bajaj, ataupun Metromini menuju  Pelabuhan Sunda Kelapa. Setelah itu wisatawan dapat menggunakan jasa ojek  melewati sebuah jalan/gang menuju Masjid Luar Batang.


            Para peziarah yang berkunjung  ke Masjid Luar Batang tidak dikenai biaya masuk. Namun, jika Pengunjung  berminat menyisihkan uangnya untuk berinfak, dapat memasukkan uang pada  kotak-kotak amal yang telah disediakan.

2.5       Akomodasi Fasilitas Lainnya

            Masjid  Luar Batang telah memiliki sarana penunjang, antara lain ruang wudhu dan kamar  kecil yang representatif, tempat parkir, dan tempat penitipan sandal dan  barang. Selain itu, di sekitar masjid juga terdapat warung-warung yang  menjajakan aneka makanan dan jajanan, juga aneka suvenir sebagai oleh-oleh para  peziarah.

  
BAB III
GAMBARAN KAWASAN






            Di belakang Gedung Museum Bahari, jalan Pasar Ikan sebuah kawasan kota tua di Jakarta utara, terletak Kampung Luar Batang. Kampung yang terletak di Kelurahan Penjaringan ini merupakan pemukiman tertua di Jakarta. Diperkirakan, pemukiman ini mulai dibangun pada tahun 1630-an. Kampung ini boleh dikatakan sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu.
 Kampung Luar Batang berdekatan dengan pantai dan beberapa pemukiman menengah atas seperti Pluit, Pemukiman Terpadu Pantai Mutiara dan MuaraAngke.

• Sebagai pusat bermukimnya masyarakat golongan menengah kebawah mayoritas penduduknya bekerja di sektor informal dengan bidang usaha perdagangan
• Pada tahun 1970-an kampung ini terkena program KIP-MHT, dimana dengan adanya program ini maka kampung menjadi lebih terbuka dengan kawasan sekitarnya
• Kampung Luar Batang menjadi semakin memposisikan diri sebagai pusat penyedia rumah tinggal yang murah 
  
BAB IV
USULAN DAN PELESTARIAN KAWASAN

4.1       Kesimpulan

Hasil dari kesimpulan Kampung Luar Batang Jakarta Utara yaitu:

·         Letak Kampung Luar Batang cukup strategis karena dilewati oleh Jalan Gedong Panjang yang menjadi jalan penghubung antara kawasan perindustrian Pluit-Bandara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priuk, 

·         Berada di tempat yang strategis Kampung Luar Batang berada di tengah kemajuan kawasan oleh kebijakan pengembangan kawasan, reklamasi Perumahan Pantai Mutiara. Dasar reklamasi ini telah ada sejak tahun 1995 dimana pada saat itu dikenal dengan Jakarta Waterfront Development Program, 

·         Kampung Luar Batang juga memiliki landmark yaitu Masjid Keramat Luar Batang. Masjid yang telah ada sejak abad ke XVII, tapi sebagai benda cagar budaya, masjid ini telah mengalami perubahan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan bangunan aslinya pada tahun 1916.

4.2       Permasalahan

Point permasalahan yang disimpulkan yaitu:

·         Yang terjadi di kawasan kampung luar batang yaitu kurangnya drainase dan lahan serapan serta hutan mangrove pembatas laut maka kampung luar batang sangat rentan terhadap kondisi banjir dan sangat cepat mengalami kondisi banjir. Dan dikarenakan kondisi geografis dari kampung luar batang yang berada lebih rendah dari air laut maka sangat mudah sekali mengalami banjir.

·         Kampung Luar Batang sebagai salah satu basis penyedia pemukiman di kawasan Penjaringan, secara internal memiliki faktor bangkitan dan tarikan alami. Dengan adanya Masjid Keramat Luar Batang sebagai pusat kegiatan di kampung ini maka banyak kegiatan perdagangan yang terfokus pada kawasan masjid dan sekitarnya. Hal ini sama seperti ditempat lain dimana terdapat interest place maka masyarakat akan berusaha mengambil keuntungan secara tidak langsung,

·         Kondisi padat pemukiman yang tidak teratur dan sesuai dengan UU mengenai standart perumahan dan pemukiman.

4.3       Usulan dan Saran

Menurut saya usulan dan saran untuk menanggulangi permasalahan di Kampung Luar Batang Jakarta Utara yaitu:

·         Sistem drainase diperbaiki dan adanya perawatan rutin agar sistem drainase dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

·         Adanya tempat pembuangan sampah khusus disepanjang jalan, untuk menghindari warga yang akan membuang sampah langsung ke sungai.

·         Adanya penghijauan lahan disepanjang jalan dan sungai untuk perbaikan penyerapan kawasan tersebut.

·         Adanya peraturan untuk para pedagang disekitaran masjid dan pelarangan untuk penggunaan jalan untuk lahan berdagang.

·         Untuk pemukiman yang semakin padat harus disesuaikan sesuai peruntukan wilayah dan peraturan peruntukan wilayah harus dijalankan sebagaimana mestinya agar tidak semakin bertambahnya rumah-rumah.

DAFTAR PUSTAKA


www.liputan6.com/‎

lifestyle.liputan6.com › Lifestyle › Art & Culture



www.gulalives.co/2016/04/.../kisah-kampung-luar-batang-jakarta-dan-masjid-keramat.