BAB
I
PENDAHULUAN
Perkembangan
zaman yang terjadi di Ibukota Jakarta mengalami peningkatan drastis terutama
dalam hal kependudukan, karena Kota Metropolitan memiliki daya tarik yang kuat
untuk mencari mata pencaharian bagi para urbanisme.
Dampak yang terjadi untuk Kota Jakarta yaitu
penumpukan pemukiman warga yang semakin hari semakin meningkat dan tidak
teratur, kemudian Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang semakin berkurang karena
pengalihan fungsi lahan yang tidak tepat.
Namun
berbeda di daerah Kampung Luar Batang, Jakarta Utara, yang memiliki sejarah
panjang dan mistis tersendiri. Wilayah Kampung Luar Batang yang letaknya
terhimpit terusan pelabuhan Sunda Kelapa dan perumahan elite Pluit, terkenal
karena adanya makam keramat di dalam masjid daerah tersebut. Pemerintah Kota
Jakarta yang berencana menggusur wilayah tersebut untuk RTH maka ditentang oleh
MUI yang memiliki pendapat lain yaitu agar wilayah Kampung Luar Batang dapat
diperbaiki bukan untuk gusurkan.
Dari
polemik yang ada maka harus terjadi musyawarah untuk mengambil kesepakatan agar
kedepannya wilayah Kampung Luar Batang dapat menjadi Icon Jakarta Utara
khususnya wilayah Penjaringan, dalam hal budaya dan perbaikan alam. Maka tidak
semata-mata menghilangkan sejarah yang sudah lama ada, namun memadukan sejarah
dan ramah lingkungan yang dapat bermanfaat untuk penduduk di wilayah tersebut.
Wilayah
Kampung Luar Batang yang berada di pesisir pantai maka sangat berpengaruh
terhadap kondisi alam di daerah Jakarta, peningkatan daya resapan tanah dan penghijauan merupakan solusi
yang baik untuk menciptakan keseimbangan alam.
BAB
II
TELAAH
PUSTAKA
2.1 Sejarah
Kampung Luar Batang
Kawasan Luar
Batang yang menjadi salah satu dari 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir di
Jakarta Utara ini memiliki sejarah keberadaan yang panjang. “Buku Asal-usul Nama Tempat di
Jakarta tulisan
Rachmat Ruchiat”, mengungkap, kampung Luar Batang yang berlokasi di
Penjaringan, Jakarta Utara, dan letaknya terhimpit terusan Pelabuhan Sunda
kelapa dan kawasan perumahan elite Pluit ini, terkenal karena terdapat makam
keramat yang ada di dalam masjid kawasan tersebut.
Menurut
sejarah, makam keramat tersebut merupakan makam Sayid Husein, yaitu seorang
penyebar agama Islam yang berilmu tinggi. Ulama yang bernama lengkap
SayidHusein bin Abubakar bin Abdullah al-Aydris ini juga diyakini sebagian
besar orang sebagai keturunan Nabi Muhammad.
Puluhan
tahun Sayid Husein berdakwah
di kota-kota pesisir utara Pulau Jawa, dari Batavia sampai Surabaya. Dirinya
wafat sekitar tahun 1796, dan dimakamkan di luar masjid yang dibangun di tahun
yang sama. Saat Masjid Luar Batang mengalami renovasi dan diperluas pada 1827,
makam keramat Sayid Husein menjadi berada di dalam ruangan masjid.
Nama
“Luar Batang” sendiri tidak lepas dari peristiwa ajaib yang terjadi pada
jenazah Sayid Husein. Saat keranda, atau kurung batang dalam istilah Betawi,
tempat jenazah Sayid Husein dibuka, jenazahnya raib dari kurung batang tanpa
dilihat seorang pun.
Gambar.
Kampung Luar Batang
(sumber
: wikipedia.com)
Sementara
itu, “buku Oud Batavia yang ditulis Frederik de Haan” mengungkap,
kawasan ini disebut Luar Batang karena terletak di luar batang penghalang yang
diletakkan melintang di muara Ci Liwung. Penghalang tersebut terbuat dari
batang kayu dan diperkuat dengan besi.
Dalam
bahasa Belanda batang kayu disebut boom. Kata boom sudah tertera pada
peta yang diperkirakan dibuat pada 1623. Jika perahu ingin melintasi penghalang
tersebut, mereka wajib membayar bea masuk. Kawasan yang berada di luar
penghalang inilah yang kemudian disebut dengan Luar Batang atau dalam bahasa
Belanda disebut buiten de boom.
Seiring
perkembangan zaman, Masjid Luar Batang terus berkembang dalam lingkup “Oud
Batavia”, dan menjadi salah satu situs bersejarah dari 12 Jalur Destinasi
Wisata Pesisir yang akan dikembangkan Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi.
Kampung
Luar Batang merupakan hadiah yang diberikan oleh Gubernur Belanda kepada Habib
Husein. Luasnya sekitar 14 hektar. Awalnya kampung ini seperti sebuah pulau,
sering banjir dan surut akibat air laut pasang.
Namun, belakangan, sejak dibangun
kanal-kanal dan tanggul penahan air laut, kampung ini sudah jarang terkena
banjir.
Konon,
asal nama Luar Batang bermula pada saat meninggalnya Habib Husein. Menurut
Iwan, mulanya, jenazah Habib Husein akan dimakamkan di sekitar Tanah Abang.
Namun, setelah sampai di pemakaman, jenazahnya tidak ada di dalam kurung
batang, melainkan berpindah ke kamarnya. Oleh sebab itu, lokasi pemakaman
menjadi kamar Habib. Mulai saat itu kampung tersebut disebut "luar kurung
batang" yang populer dengan julukan Luar Batang.
Masjid Luar Batang merupakan satu dari sekian oase
yang bisa memuaskan dahaga para peziarah maupun penikmat bangunan bersejarah.
Nama Luar Batang sebenarnya diambil dari kampung tempat berdirinya masjid,
yakni kampung Luar Batang. Oleh masyarakat, masjid itu juga sering dikenal
dengan sebutan Masjid Keramat Luar Batang, karena ada makam di dalam masjid
yang dianggap memberi berkah bagi para peziarah yang berdoa di sana.
Masjid Luar Batang termasuk masjid terkenal di Batavia karena keramat pendirinya, Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus (24 Juni 1756). Pada peta-peta abad ke-19 terkadang tertulis Heilig Graf, artinya "makam keramat", di tempat Masjid Luar Batang sekarang. Masjid itu terletak di Jalan Luar Batang V No. 1 RT 04/03, Penjaringan.
Masjid Luar Batang termasuk masjid terkenal di Batavia karena keramat pendirinya, Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus (24 Juni 1756). Pada peta-peta abad ke-19 terkadang tertulis Heilig Graf, artinya "makam keramat", di tempat Masjid Luar Batang sekarang. Masjid itu terletak di Jalan Luar Batang V No. 1 RT 04/03, Penjaringan.
Tradisi berziarah dan menyusuri
bangunan bersejarah Masjid Luar Batang sebenarnya telah dimulai sejak 200 abad
lalu. Para peziarah memang secara sengaja berdatangan ke masjid itu untuk
tujuan melawat dua makam tokoh Muslim yang dimakamkan di dalam masjid. Dua
tokoh tersebut bernama Habib Husein bin Abu Bakar al-Idrus dan muridnya, yakni
Haji Abdul Kadir, seorang penyebar Islam keturunan Tionghoa. Mereka dikenal
sebagai penyebar Islam di daerah luar Batang.
Para penyebar Islam itu menganggap daerah Luar Batang merupakan tempat strategis bagi syiar Islam, karena berdekatan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai tempat bertemunya para saudagar dari belahan dunia pada masa Batavia dulu.
Sejak 1793 hingga 1992, Masjid Luar Batang telah empat kali dipugar, dengan penambahan bangunan dan sentuhan arsitekturnya. Di antara penambahan tersebut adalah menara masjid setinggi 57 meter, kubah joglo untuk mengganti kubah bawang khas Persia, dan 12 tiang kayu dengan beton bergaya Romawi, serta keramik dan batu granit sebagai ganti lantai kayu dan ubin bangunan lama. Pada 1992 (pemugaran terakhir), pembiayaan seutuhnya ditanggung Pemerintah DKI Jakarta.
Peziarah religi yang berkunjung ke Masjid Luar Batang tidak dikenai biaya masuk. Namun, jika Anda berminat menyisihkan uang untuk berinfak, dapat memasukkannya di kotak-kotak amal yang telah disediakan.(DSY)
Para penyebar Islam itu menganggap daerah Luar Batang merupakan tempat strategis bagi syiar Islam, karena berdekatan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai tempat bertemunya para saudagar dari belahan dunia pada masa Batavia dulu.
Sejak 1793 hingga 1992, Masjid Luar Batang telah empat kali dipugar, dengan penambahan bangunan dan sentuhan arsitekturnya. Di antara penambahan tersebut adalah menara masjid setinggi 57 meter, kubah joglo untuk mengganti kubah bawang khas Persia, dan 12 tiang kayu dengan beton bergaya Romawi, serta keramik dan batu granit sebagai ganti lantai kayu dan ubin bangunan lama. Pada 1992 (pemugaran terakhir), pembiayaan seutuhnya ditanggung Pemerintah DKI Jakarta.
Peziarah religi yang berkunjung ke Masjid Luar Batang tidak dikenai biaya masuk. Namun, jika Anda berminat menyisihkan uang untuk berinfak, dapat memasukkannya di kotak-kotak amal yang telah disediakan.(DSY)
Gambar Kampung
Luar Batang
(sumber :
wikipedia)
2.2 Keistimewaan Kampung Luar Batang
Bagi para peziarah, Masjid Keramat Luar Batang memiliki daya tarik sendiri. Daya tarik tersebut terletak pada keberadaan Makam Habib Husein bin Abu Bakar Al Idrus dan Haji Abdul Kadir yang berada di dalam masjid. Habib Al Idrus, misalnya, dipercayai merupakan keturunan dari garis keluarga Nabi Muhammad SAW dan dianggap sebagai orang saleh yang diutamakan (wali). Dengan cara pandang ini, para peziarah merasa dengan berkunjung ke makam ini, keinginan (doa) mereka dapat terkabul. Sembari mendoakan orang-orang yang dianggap ‘dekat‘ dengan Allah, para peziarah bermohon doa kepada Allah dengan perantara orang-orang saleh tersebut. Dengan jalan ini, mereka memercayai doanya akan segera bersambung dengan Allah dan akhirnya terkabulkan.
Pada hari-hari biasa, Masjid Luar Batang dikunjungi oleh 50-an orang peziarah tiap harinya. Sementara pada hari-hari khusus, seperti Maulud Nabi Muhammad (hari kelahiran Nabi Muhammad SAW) dan Nuzulul Qur‘an (hari turunnya Al-Qur‘an), pengunjung bisa mencapai ribuan orang. Yang menarik, para peziarah ini datang dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dari Malaysia, Singapura, Thailand, Afrika, dan Yaman. Hal ini tentu memberi tanda, bahwa masjid keramat ini mempunyai magnet tersendiri bagi para peziarah.
Untuk memenuhi kebutuhan spiritual para peziarah, Takmir Masjid Luar Batang memberi kelonggaran agar kenyamanan para peziarah semakin terjaga. Para peziarah misalnya diperbolehkan menginap hingga berpuluh-puluh hari di area masjid. Hal ini tentu membuat masjid semakin padat oleh para pengunjung, dengan konsekuensi membiarkan para pezairah tiduran di pelataran masjid atau sekadar mandi di lingkungan masjid. Bahkan, pada saat bulan Puasa, pengurus masjid juga menyediakan buka puasa gratis pada para peziarah.
Karena terletak di kompleks Kota Tua Jakarta Utara, para peziarah dapat melanjutkan perjalanan wisatanya, ke obyek wisata sejarah lain, yang memang tidak terlalu jauh dari masjid ini, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari, Museum Wayang.
2.3 Lokasi
Masjid Keramat Luar Batang terletak di Jalan Luar Batang V No. 1 RT 04/03, Penjaringan, Jakarta Utara.
2.4 Aksesbilitas
Masjid Keramat Luar Batang terletak di Jalan Luar Batang V No. 1 RT 04/03, Penjaringan, Jakarta Utara.
2.4 Aksesbilitas
Akses menuju masjid Keramat Luar Batang tidaklah sulit. Jika dari arah Ancol atau Terminal Glodok Kota, wisatawan dapat menggunakan angkutan umum, seperti Metromini ataupun Mikrolet, menuju ke arah Pasar Ikan atau Museum Bahari, di kawasan utara kota. Alternatif lain, wisatawan juga dapat berangkat dari Terminal Jakarta Kota menggunakan taksi, bajaj, ataupun Metromini menuju Pelabuhan Sunda Kelapa. Setelah itu wisatawan dapat menggunakan jasa ojek melewati sebuah jalan/gang menuju Masjid Luar Batang.
Para peziarah yang berkunjung ke Masjid Luar Batang tidak dikenai biaya masuk. Namun, jika Pengunjung berminat menyisihkan uangnya untuk berinfak, dapat memasukkan uang pada kotak-kotak amal yang telah disediakan.
2.5 Akomodasi Fasilitas Lainnya
Masjid
Luar Batang telah memiliki sarana penunjang, antara lain ruang wudhu dan
kamar kecil yang representatif, tempat parkir, dan tempat penitipan
sandal dan barang. Selain itu, di sekitar masjid juga terdapat
warung-warung yang menjajakan aneka makanan dan jajanan, juga aneka
suvenir sebagai oleh-oleh para peziarah.
BAB
III
GAMBARAN
KAWASAN
Di
belakang Gedung Museum Bahari, jalan Pasar Ikan sebuah kawasan kota tua di
Jakarta utara, terletak Kampung Luar Batang. Kampung yang terletak di Kelurahan
Penjaringan ini merupakan pemukiman tertua di Jakarta. Diperkirakan, pemukiman
ini mulai dibangun pada tahun 1630-an. Kampung ini boleh dikatakan sudah
dikenal sejak ratusan tahun lalu.
Kampung Luar Batang berdekatan
dengan pantai dan beberapa pemukiman menengah atas seperti Pluit, Pemukiman Terpadu
Pantai Mutiara dan MuaraAngke.
• Sebagai pusat bermukimnya masyarakat golongan menengah kebawah mayoritas penduduknya bekerja di sektor informal dengan bidang usaha perdagangan
• Pada tahun 1970-an kampung ini terkena program KIP-MHT, dimana dengan adanya program ini maka kampung menjadi lebih terbuka dengan kawasan sekitarnya
• Kampung Luar Batang menjadi semakin memposisikan diri sebagai pusat penyedia rumah tinggal yang murah
• Sebagai pusat bermukimnya masyarakat golongan menengah kebawah mayoritas penduduknya bekerja di sektor informal dengan bidang usaha perdagangan
• Pada tahun 1970-an kampung ini terkena program KIP-MHT, dimana dengan adanya program ini maka kampung menjadi lebih terbuka dengan kawasan sekitarnya
• Kampung Luar Batang menjadi semakin memposisikan diri sebagai pusat penyedia rumah tinggal yang murah
BAB IV
USULAN DAN
PELESTARIAN KAWASAN
4.1 Kesimpulan
Hasil dari kesimpulan Kampung Luar
Batang Jakarta Utara yaitu:
·
Letak Kampung Luar Batang cukup
strategis karena dilewati oleh Jalan Gedong Panjang yang menjadi jalan
penghubung antara kawasan perindustrian Pluit-Bandara Soekarno Hatta dan
Pelabuhan Tanjung Priuk,
·
Berada di tempat yang strategis Kampung
Luar Batang berada di tengah kemajuan kawasan oleh kebijakan pengembangan
kawasan, reklamasi Perumahan Pantai Mutiara. Dasar reklamasi ini telah ada
sejak tahun 1995 dimana pada saat itu dikenal dengan Jakarta Waterfront
Development Program,
·
Kampung Luar Batang juga memiliki
landmark yaitu Masjid Keramat Luar Batang. Masjid yang telah ada sejak abad ke
XVII, tapi sebagai benda cagar budaya, masjid ini telah mengalami perubahan
yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan bangunan aslinya pada tahun
1916.
4.2
Permasalahan
Point permasalahan yang disimpulkan
yaitu:
·
Yang terjadi di kawasan kampung luar batang
yaitu kurangnya drainase dan lahan serapan serta hutan mangrove pembatas laut
maka kampung luar batang sangat rentan terhadap kondisi banjir dan sangat cepat
mengalami kondisi banjir. Dan dikarenakan kondisi geografis dari kampung luar batang
yang berada lebih rendah dari air laut maka sangat mudah sekali mengalami
banjir.
·
Kampung Luar Batang sebagai salah satu basis penyedia
pemukiman di kawasan Penjaringan, secara internal memiliki faktor bangkitan dan
tarikan alami. Dengan adanya Masjid Keramat Luar Batang sebagai pusat kegiatan
di kampung ini maka banyak kegiatan perdagangan yang terfokus pada kawasan
masjid dan sekitarnya. Hal ini sama seperti ditempat lain dimana terdapat
interest place maka masyarakat akan berusaha mengambil keuntungan secara tidak
langsung,
·
Kondisi padat pemukiman yang tidak teratur dan sesuai
dengan UU mengenai standart perumahan dan pemukiman.
4.3 Usulan
dan Saran
Menurut saya usulan dan saran untuk
menanggulangi permasalahan di Kampung Luar Batang Jakarta Utara yaitu:
·
Sistem drainase diperbaiki dan adanya perawatan rutin
agar sistem drainase dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
·
Adanya tempat pembuangan sampah khusus disepanjang
jalan, untuk menghindari warga yang akan membuang sampah langsung ke sungai.
·
Adanya penghijauan lahan disepanjang jalan dan sungai
untuk perbaikan penyerapan kawasan tersebut.
·
Adanya peraturan untuk para pedagang disekitaran
masjid dan pelarangan untuk penggunaan jalan untuk lahan berdagang.
·
Untuk pemukiman yang semakin padat harus disesuaikan
sesuai peruntukan wilayah dan peraturan peruntukan wilayah harus dijalankan
sebagaimana mestinya agar tidak semakin bertambahnya rumah-rumah.
DAFTAR PUSTAKA
www.liputan6.com/
lifestyle.liputan6.com
› Lifestyle › Art & Culture
www.gulalives.co/2016/04/.../kisah-kampung-luar-batang-jakarta-dan-masjid-keramat.